Gravissimum Educationis – Konsili Ekumenis ini penuh perhatian mempertimbangkan SANGAT PENTINGNYA PENDIDIKAN dalam hidup manusia, serta dampak pengaruhnya yang makin besar atas perkembangan masyarakat zaman sekarang[1]. Maka Gereja berperan serta dalam pengembangan dan perluasan pendidikan.
Artikel 1: Hak semua orang atas Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam arti sesungguhnya ialah: mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, ..Maka dengan sangat Konsili meminta, supaya siapa saja yang menjabat kepemimpinan atas bangsa-bangsa atau berwewenang di bidang pendidikan, mengusahakan supaya jangan sampai generasi muda tidak terpenuhi haknya yang asasi itu.
- KAPASITAS, KOMPLEKSITAS DAN AMBIGUITAS
Sebagai Pendidik, Kepala Sekolah, dan Guru harus memiliki kompetensi di bidangnya, yang berfokus pada siswa dan layanan yang berkualitas. Sebagai Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual, emosional, moral, sehingga mampu membangun komunikasi, kolaborasi dengan Tim, Orangtua, Dinas, Komunitas, Yayasan, dan Stakeholder yang ada. Fenomena Sekolah Pendidikan saat ini bahwa kompleksitas dan ambiguitas terjadi terutama dalam Implementasi kurikulum. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang direncanakan berdasarkan standar di mana siswa berlatih dan mencapai kemahiran dalam konten dan keterampilan belajar yang diterapkan. Kurikulum adalah panduan utama bagi semua pendidik tentang apa yang penting untuk pengajaran dan pembelajaran, sehingga setiap siswa memiliki akses ke pengalaman perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan;aspek psikomotorik, kognitif dan afektif.
- PARADIGMA
Seorang guru harus memiliki paradigma yang benar tentang arti makna kurikulum. Manajemen strategis sangat penting untuk melakukan pergerakan, menguasai medan pertempuran, penguasaan informasi, peta pendidikan secara lincah-terampil. Paradigma ini harus dimiliki seorang pemimpin/pendidik karena kita ada dalam pusaran arus zaman yang menantang kita untuk cerdas, terampil, lincah, dan memiliki aturan integritas untuk meminimalisir ketidakpastian. Kesediaan belajar terus-menerus, kualitas kunci adalah menjadi pembelajar sejati, pantang menyerah, berani mengadopsi frame yang lain, dan belajar terus-menerus, bersikap terbuka dengan segala situasi “open minded”.
- KURIKULUM- PEMBELAJARAN
Kurikulum adalah kendaraan, atau kumpulan kendaraan, dimaksudkan untuk mencapai serangkaian tujuan tertentu,kita harus mulai dengan tujuan itu sendiri. (White 2004b: 6). Dalam hal ini, penyusunan Kurikulum yang pertama dilakukan adalah menetapkan tujuan Pendidikan sehingga bisa menentukan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah untuk mencapai tujuannya. National Curriculum Handbook for Teachers (1999, quoted in White 2004b: 2–4)
- Pendidikan mempengaruhi dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat dan apa yang dicita-citakan.
- Pendidikan adalah jalan menuju perkembangan spiritual, moral, sosial, budaya, fisik dan mental, dan kesejahteraan individu.
- Pendidikan merupakan jalan menuju kesetaraan kesempatan bagi semua orang, yang sehat dan demokrasi yang berkeadilan, ekonomi yang produktif dan pembangunan berkelanjutan.
- Pendidikan harus menegaskan kembali komitmen kita pada nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, kepercayaan dan rasa kewajiban.
- Pendidikan yang tanggap jaman (perkembangan teknologi)
Maka sebagai seorang pendidik harus menyiapkan apa yang diajarkan dan berperan sebagai fasilitator yang mengantar dan membimbing siswa untuk menemukan sendiri jawaban. Guru perlu membuat strategi dan pendekatan-pendekatan ini bisa menjadi inspirasi, memiliki kerangka berpikir yang baru yang mampu membimbing peserta didik, mengatasi masalah-konfliks, situasi yang tidak sehat, persaingan yang kurang mendukung, dan membuat kita semakin mampu memiliki kepribadian yang autentik. Dalam desain kurikulum, seorang guru harus bisa merancang Rencana pembelajaran (RPP) sebagai alur kegiatan seluruh proses; pembuka sampai dengan kegiatan penutup, dan melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran, sehingga indicator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara holistik.
- PEDAGOGIK, LITERASI, DAN NUMERASI
Pedagogik :
Kemampuan guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran peserta didik, di mana Guru harus memiliki kompetensi di bidangnya dan menguasai pengelolaan kelas, interaksi dengan peserta didik dan keterampilan pendekatan-pendekatan yang mendukung proses pembelajaran , dan interaksi sosialnya.Literasi: kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan membaca teks; mampu membuat analisa, menyimpulkan dan menemukan solusi dari sebuah pernyataan. Numerasi: kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan data, angka, fakta, dan kontekstual.
Masalah:
- Karakteristik Peserta Didik; Peserta didik dalam suatu kelas di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga memerlukan pengelolaan yang baik dan memenuhi kebutuhan peserta didik secara psikologis, historis, dan sosiologis.
- Kurikulum Pendidikan; Konsep kurikulum yang ada sangat baik, tetapi dalam penerapanan di di Sekolah/ kelas mengalami kesulitan dalam kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai kegiatan pengalaman dan kurikulum sebagai perencanaan.
- Merancang sebuah program pengembangan kurikurum pembelajaran yang berkelanjutan; contohnya mapel Bahasa Inggris di level SD-SMP-SMA ada linieritas,dan berkelanjutan.
- Rendahnya motivasi belajar
- Kemampuan memahami LOTS-HOTS; konsep, eksploarasi ide masih kurang
- Cara dan metode dari guru ceramah (teacher center) yang semestinya mengikuti kebutuhan peserta didik, yaitu sebagai fasilitator, dimana Guru harus bisa memotivasi dan membangun niat anak untuk belajar dan menjadi model pembelajaran yang hidup dan kontekstual.
- MEMBANGUN RELASI/HUBUNGAN DENGAN SISWA DAN ORANG TUA SISWA
- Perlu membangun relasi,komunikasi yang baik dengan siswa dan orang tua Siswa sehingga seluruh kegiatan di Sekolah berjalan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak yang memiliki kesadaran bahwa pendidikan itu sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara.
- Membangun rasa percaya, dan membangun Tim kerja, contoh membangun komunikasi kolaborasi dengan pihak sekolah2 lain dan komite sekolah dalam membuat dan pelaksanaan kegiatan, contoh Program Kegiatan Pentas Seni, Olahraga, dll.
serta mampu mengeksplorasi penyebab masalah; akar penyebab masalah; analisis akar penyebab masalah; dan menentukan masalah terpilih yang akan diselesaikan. Melalui bahan kuliah Video/Film dan Presentasi kelompok, hasil kajian litetarur, data di lapangan dan menginterpretasikan data kualitatif, maka masalah terpilih yang akan diselesaikan yaitu;
- Peran dan kepemimpinan guru di kelas dalam pembelajaran berteknologi
- Kompetensi guru di Indonesia untuk mengelola kelas
- Pedagogycal Content Knowledge (PCK), Technological Pedagogycal Content Knowledge (TPACK)
Sebagai guru harus mampu berupaya untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran terutama yang berhubungan dengan;
- Kegiatan pengembangan kompetensi Guru dalam penyusunan materi-perangkat pembelajaran; kegiatan pengelolaan kelas, dimana Peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik psikologis, historis, maupun sosiologis;
- Kegiatan penerapan pendekatan-pendekatan yang mendukung proses kegiatan belajar sehingga terjadi interaksi yang baik dengan Peserta didik;
- Kegiatan penguasaan materi yang berkaitan integrasi literasi-numerasi, dan kompetensi 4Cs; Kegiatan pengembangan model dan media pembelajaran yang kolaboratif, interaktif.
Model Pembelajaran di kelas harus mengintegrasikan tehnologi dalam pembelajaran Technological Pedagogycal Content Knowledge (TPACK), maka sebagai guru perlu mengembangkan model yang membuat pengajaran semakin menarik, berkualitas dan membuat peserta didik berpartisipasi aktif, berkolaborasi, kreatif, kritis dan inovatif dengan dukungan media dan sumber-sumber belajar yang mendukung dan berbasis ICT, yaitu kegiatan pembelajaran memposisikan guru sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator; Guru harus mampu mengimplementasikan model learning community dalam gaya kepemimpinan-leadership 21st century skills (critical thinking, problem solving, creativity, communication, collaboration, cross-culture understanding) meliputi semua potensi baik potensi lingkungan, potensi sekolah, SDM, Peserta didik, dan dukungan manajerial terutama untuk dalam penggunaan media tehnologi pembelajaran yang efektif, efisien, berkualitas, dan sistematis; Sekolah dan Guru membangun networking, berkolaborasi dengan instansi-instansi lain yang mendukung pengembangan pembelajaran sumber-sumber pembelajaran lainnya.
SALAM SERVIAM. TERIMA KASIH
Sumber:
- Wawancara Guru, Teman sejawat, Pakar, kajian literatur/buku.
- Evaluasi dan refleksi Unit Satuan Pendidikan
- Hasil Supervisi Kelas, Jurnal
- Referensi: Moore, A., (2015) Understanding The School Curriculum:Theory, Politics And Principles, London: Institute of Education,University of London
Sr. Herlina Helena Simanjorang, OSU | Kepala Unit SMP